PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan
Pembangunan yang dilakukan di Indonesia saat ini sangat memerlukan orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam ilmu dan teknologi. Untuk mencapai kemampuan yang tinggi dalam bidang tersebut salah satu syarat yang harus dimiliki seseorang ialah kecerdasan dan kreativitas yang tinggi. Kreativitas sangat membantu usaha pembangunan menjadi lebih progresif. Gagasan inovatif yang muncul dari kreativitas diharapkan dapat membantu memecahkan persoalan-persoalan dalam berbagai bidang pembangunan. Kiranya tidak terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa kemajuan sesuatu bangsa dan negara amat tergantung pada produk-produk kreatif warga negaranya. Tanpa kreativitas suatu bangsa akan selalu tertinggal, oleh karenanya kreativitas harus menjadi gerakan nasional. Kemampuan sumber daya manusia khususnya dalam hal kreativitas dituntut terus menerus dan perlu ditingkatkan sesuai dengan tantangan pembangunan.
Namun demikian, di lain pihak tampak adanya sikap mental dan budaya masyarakat yang dapat digolongkan menghambat perkembangan kreativitas. Tampak di sini adanya kesenjangan antara tuntutan pengembangan kreativitas dengan kenyataan yang ada di masyarakat.
Di Indonesia prosentase sumber daya manusia terbesar adalah para generasi muda, dan sebagian besar masih berstatus pelajar. Karena itu pembinaan kemampuan sumber daya manusia perlu difokuskan pada kelompok ini. Kreativitas disamping sangat diperlukan dalam pembangunan juga dapat dipergunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar. Kreativitas memiliki daya prediksi yang lebih baik daripada intelegensi di dalam memprediksi hasil belajar pada beberapa mata pelajaran tertentu.
Kreativitas siswa masih merupakan potensi yang masih harus dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan informal (Munandar, 1995). Menurut ahli tersebut, di Indonesia sudah tampak adanya perhatian terhadap masalah itu, tetapi tampaknya belum cukup memadai. Demikian pula pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan. Selama ini masih cukup banyak ditemui hambatan dan kelemahan yang membatasi pertumbuhan dan perkembangan kreativitas para siswa, misal: kurangnya pengetahuan dan latihan para guru tentang kreativitas, sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada jawaban benar dan tidak benar tanpa memperhatikan prosesnya. Selain itu ada beberapa mata pelajaran yang dianaktirikan, yang sebenarnya justru merupakan mata pelajaran yang penting untuk pengembangan kreativitas. Siswa-siswa sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk berlatih membuat soal-soal atau permasalahan. Selain guru kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk mencoba sesuatu yang lain, tanpa ada rasa takut untuk berbuat kesalahan. Sesuatu hal yang perlu diperhatikan adalah agar guru jangan terlalu menekankan pada keberhasilan siswa dalam mencoba sesuatu yang baru. Tujuan yang lebih penting ialah pembentukan sifat kreatifnya. Dalam hal ini para siswa perlu dirangsang dan dipupuk minat dan sikapnya untuk mau melibatkan diri dalam proses kreatif.
Berdasarkan hal yan tersebut di atas, maka pada kesempatan ini penulis mencoba membuat suatu makalah yang bertajuk tentang kreativitas serta upaya orang tua dan guru dalam pengembangan kreativitas peserta didik.
Pembatasan Masalah
Karena begitu banyaknya yang dapat dibahas dalam penulisan makalah tentang kreativitas ini, maka pada kesempatan ini penulis membatasai masalah yang akan bahas, diantaranya adalah:
1. Pengertian kreativitas
2. Ciri-ciri usia SD kreatif.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas
4. Usaha-usaha orang tua dan guru dalam mengembangkan krativitas peserta didik.
PEMBAHASAN
Pengertian Kreativitas
Pengertian kreativitas yang sering digunakan oleh para psikologis dalam pengkajiannya akan membantu memperlihatkan apa yang tidak benar atau hanya benar sebagian dan berbentuk, Adapun pengertian kretivitas yang populer sebagai berikut:
· Kreativitas adalah sebagai suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan. Penekanan pada tindakan menghasilkan ketimbang pada hasil akhir dari tindakan tersebut.
· Kreativitas adalah sebagian kreasi sesuatu yang baru dan orsinil secara kebetulan, dengan terdapatnya bukti yang nyata dari hasil pekerjaan yang dilakukan. Jadi kreativitas mempunyai tujuan yang mungkin tidak lebih dari kesenangan langsung yang diperolehnya.
· Kreativitas adalah apa saja yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari apa yang telah ada serta bentuknya unik, hal ini hanya benar sebagian karena untuk menciptakan hal yang baru masih perlu konsep yang lama.
· Kreativitas adalah proses mental yang unik, sesuatu yang semata-mata untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dengan orisinil yang mencakup pemikiran spesifik disebut Guilford "pemikiran berbeda dan pemikiran bebas (convergent thinking) yang mengikuti jalur konvergensi dimana pemikiran menggunakan informasi yang tersedia untuk sampai pada kesimpulan dan mengarah kepada jawaban benar".
· Kreativitas adalah orang yang mempunyai IQ tinggi atau cerdas jenius yang diistilahkan orang awam kreatifitas. Tetapi buktinya hanya sedikit yang mampu berjalan seimbang.
· Kreativitas adalah sepercik kejeniusan yang diwariskan pada sesorang dan tidak ada kaitannya dengan belajar atau lingkungan yang menentukan, bahwa kreativitaas merupakan sarana konsep memerlukan pengetahuan yang diterima sebelum dapat menggunakannya.
· Kreativitas adalah imajinasi dan fantasi yang merupakan bentuk permainan mental menuju suatu hasil yang orisinil.
· Kreativitas adalah konsep penurut dan pencipta yang menyatakan gagasan orisinil, titik pandang yang berbeda atau cara baru menangani masalah yang dihadapinya.
· Kreativitas adalah spontanitas yang timbul dari dalam dan dilakukan secara reflek (yang menghasilkan sesuatu).
· Pengertian kreativitas secara psikologis adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan yang imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencakupi pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pengcangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah atau mungkin bersifat prosedural atau metodelogis.
Ciri-ciri Usia SD kreatif
Konstelasi ciri psikologis tertentu timbul secara konsisten pada individu yang kreatif dan membentuk kerangka kepribadian kreatif yang dapat dikenal. Kerangka ini menunjuk bahwa pribadi yang kreatif lebih menonjol karena minat, sikap dan dorongan ketimbang kecerdasan.
Kemampuan kognitif yang tampak paling sering dikaitkan dengan kreatifitas adalah kecerdasan diatas rata-rata dan penggunaan kecerdasan itu secara efektif, kemampuan menghasilkan gagasan luar biasa dan tepat, kemampuan mengingat yang istimewa dan lebih banyaknya pengalaman hidup, kemahiran menghasilkan gagasan dan yang asing dan berbeda, pengamatan yang diskriminatif dan keluwesan kognitif umum. Individu yang kreatif memiliki ego yang superior serta cara positif dan konstruktif dalam memahami masalah. Intuisi juga merupakan tanda-tanda orang kreatif. Kemandirian serta sikap dan perilaku sosial tampak selalu mendampingi kreativitas.
Ciri-ciri kreativitas adalah kemampuan untuk menguji asumsi (sensitifitas problem), kelancaran, keluwesan dan keaslian. Latihan-latihan dibutuhkan untuk mengembangkan pikiran yang ada. Kesenangan mengambil resiko yang sudah diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga meraih keberhasilan atau kegagalan.
Ada berbagai macam definisi mengenai kreativitas, namun tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal, karena demikian kompleksnya konsep kreativitas. Pengertian tentang kreativitas dapat dilihat dari belahan otak manusia yang masing-masing berkaitan dengan kemampuan tertentu dalam diri seseorang. Pengertian kreativitas juga dapat dilihat dari segi operasionalnya, yang mencakup kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk memerinci. Kreativitas juga dapat dilihat dari konsep 4P yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas sebagai pribadi menunjukkan bahwa kreativitas dimiliki setiap orang. Sebagai pendorong, kreativitas diartikan sebagai seberapa besar lingkungan dapat memberikan andil dalam memberikan rangsangan. Proses menunjukkan pada bagaimana suatu hasil dapat dinikmati. Produk menunjukkan bahwa setiap hasil kreatif dapat dinikmati dan bermakna.
Kaitan kreativitas dengan kemampuan intelektual memang sudah menjadi perhatian para pakar sejak dulu. Teori ambang inteligensi menunjukkan bahwa sampai seputar IQ 120, ternyata ada hubungan antara inteligensi dan kreativitas. Kemampuan berpikir divergen menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kemampuan berpikir konvergen. Selain itu yang perlu diingat adalah kreativitas diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pengetahuan yang selama ini diperoleh dari lingkungan dikumpulkan dan diintegrasikan ke dalam suatu bentuk yang baru dan orisinal, semua ini sangat tergantung pada bagaimana kemampuan intelektual seseorang.
Kemampuan kreatif seseorang sangat tergantung dari faktor dalam diri dan luar diri. Oleh karena itu sebagaimana layaknya bakat dan minat, kemampuan kreatif seseorang juga perlu dikembangkan. Oleh karenanya sumber-sumber kreativitas seperti kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan perlu dikembangkan semaksimal mungkin oleh pihak orang tua (keluarga) dan guru. Dengan mengetahui sumber-sumber ini pun kita dapat menciptakan suatu lingkungan proses belajar mengajar yang merangsang kemampuan berpikir kreatif anak. Dengan demikian ciri-ciri kreatif seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas serta memerinci ide dapat dikembangkan dalam diri seorang anak. Namun yang perlu menjadi perhatian disini adalah kita tidak bisa menitikberatkan kreativitas seseorang itu hanya melalui produknya saja, justru yang terpenting dalam kreativitas adalah prosesnya, karena di situlah kita dapat melihat bagaimana munculnya keunikan ide seseorang.
Dalam perkembangan usianya, dikenal berbagai masa kritis kreativitas. Usia SD yang mencakup usia 5/6 sampai dengan 12 tahun, juga memiliki masa kritis yang berkisar dari usia 5 sampai 6 tahun dan usia 8 sampai 10 tahun. Hal ini terjadi karena di usia 5 sampai 6 tahun, peran tokoh otoriter sangat melekat dalam diri seseorang, dimana anak harus mematuhi aturan dan keputusan orang tua atau orang dewasa di lingkungannya. Sementara di usia 8 sampai 10 tahun pengaruh kelompok teman sebaya sudah jauh lebih kuat, dimana anak yang ingin diterima oleh teman-temannya, akan menerima dan mengikuti pola-pola yang ditetapkan kelompoknya
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuhnya Kreativitas
Kreativitas tidak saja bergantung kepada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedasan mekanisme mental yang menjadi sasaran untuk mengungkapkan sifat bawaan. Mekanisme bawaan ini dihasilkan oleh suatu tipe adaptasi awal. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi disini adalah:
· Dorongan, terlepas dari seberapa jauh potensi anak memenuhi standar orang dewasa, mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari menentukan masa depannya sendiri.
· Sarana, harus disediakan untuk meransang melakukan eksprimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dalam kreativitas.
· Lingkungan yang merangsang. Lingkungan keluarga dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberi bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin agar menjadikan remaja yang kreatif.
· Kesemapatan, untuk memperoleh pengetahuan agar dapat berkembang pikiran yang positif.
· Dari segi waktu, untuk menjadi kreatif harus diberi waktu dalam mengembangkan gagasan-gagasan yang ada pada remaja tersebut.
Usaha-usaha Orang Tua dan Guru Mengembangkan Kreativitas
Dalam mengembangkan kreativitas ini guru sangat diharapkan peran yang aktif untuk memberikan pemahaman pada remaja yang menjadi peserta didiknya. Usaha-usaha guru adalah:
· Membantu anak/peserta didik untuk memahami latar belakang mereka, pengalaman mereka dan kebiasaan perilaku. Pada cara ini diizinkan masing-masing pribadi untuk mengembangkan potensi dirinya.
· Guru dan orang tua dapat menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran kreatif dengan menghilangkan halangan luar dari kreativitas. Sensitifitas pada problem ditingkatkan, metode untuk membahas membebaskan imajinasi dapat dikembangkan dan sarana sistematis untuk mengevaluasi ide-ide dapat diajarkan pula.
· Anak/peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol.
· Cara-cara mengembangkan imajinasi anak/peserta didik dengan memberikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja untuk membuahkan ide-ide yang baik, kriteria yang berbeda pada keunikan dan kegunaan.
· Guru dan orang tua harus memberikan cara instruksi yang semantik didalam menerapkan imajinasi yang dapat menghasilkan pengembangan potensi yang ada pada diri remaja.
PENUTUP
Kesimpulan
Kreativitas adalah merupakan suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kreativitas pada seorang individu seperti dorongan, sarana, lingkungan yang merangsang, kesemapatan, dan waktu. Kreativitas perlu dikembangan, banyak yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kreativitas.
Guru sebagai tenaga pengajar memegang peranan dalam pengembangan kreativitas. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam pengembangan kreativitas pada seorang remaja diantaranya: membantu remaja untuk memahami latar belakang mereka, menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran kreatif, remaja diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol, mengembangkan imajinasi remaja dengan memberikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja.
Saran
Berdasarkan isi makalah ini, beberapa saran yang dapat penulis ungkapan diantaranya:
· Bagi anak/peserta didik, harus menyadari bahwa diri mereka adalah aset bangsa dan dipundak merekalah cita-cita bangsa ini ditaruhkan. Kreativitas yang ada dalam diri remaja tersebut perlu disadari dan perlu dikembangkan sebaik-baiknya demiki kemajuan angsa.
· Bagi guru dan orang tua disekolah, harus mampu menciptakan suasana dalam pengajaran agar kreativitas siswa atau remaja dapat muncul. Dan kreativitas yang ada pada siswa tersebut disalurkan sebagaimana mestinya selagi tidak melanggar norma-norma yang ada demikian kemajuan siswa, sekolah dan bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar